Cari Sesuatu ?

Google

Sunday, August 14, 2011

BUKU AJAR FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Buku yang dieditori Reza A.A Wattimena ini menarik, melihat filsafat ilmu pengetahuan didekatkan dengan realitas empirik yang terjadi di negeri ini. Oleh karenanya buku ini menempatkan dirinya sebgai buku ajar yang berdimensi kontekstual. Sungguh menarik buku ini jika cermat membacanya, dan buku ini pantas untuk pembelajaran, karena secara langsung pembaca disentuhkan dengan relaitas sesungguhnya, sehingga mudah cerna. Orang tidak terbawa ke zaman dulu kala yang cenderung melihat kebelakang cerita Athena atau Yunani Kuno, yang hanya berbicara Sokrates dan Plato. Namun pembaca diajak melihat secara aksiologi kendati tak meninggal otologi dan epistemologi. Perlu disambut dengan gembira karena buku ini belum memilki tandingan bahasan. Cocok sebagai buku ajar, utamanya dalam pembelajaran metode diskusi. Buku ini terbit dari kota Surabaya, yang dibidani oleh Universitas Widya Mandala Surabaya. Ada yang akan kami cuplik terkait dengan Pragmatisme pengetahuan, karena segmen ini mengkritik cara pandang bangsa kita yang cenderung jadi pemakai (konsumen) dari pada produsen. Bangsa yang letih pengetahuan, seperti tiada darah keilmuan yang menyuplai ke tataran ilmu pengetahuan. Tepatnya pada halaman 86 yang perlu dipapar di gudang ini.

Thursday, May 26, 2011

FILSAFAT BERPIKIR ORANG TIMUR


Profesor Konrad bukunya sering mampir di blog ini, kali ini menulis tentang Filsafat Berpikir Manusia, khususnya untuk belahan dunia timur. Cara berpikir manusia untuk beberapa hal sangat dipengaruhui alam dimana ia berada. Akumulasi sebuah bertalian anatara manusia dan tempat tinggalnya atau tempat dimana dilahirkan akan memberi warna cara pandangnya. Buku ini mengangkat bagaimana jalan pikir manusia. Telaah diarakan pada wilayah pencermatan, antara lain cara berpikir manusia Indonesia, China dan India. Dalam pembahasannya buku ini sangat banyak membahas cara berpikir manusia di belahan Indiadan China, atau dengan kata lain didominasi cara pikir orang India dan China, selebihnya cara pikir manusia Indonesia. Dari paparan ini sangat bermanfaat bila kita ingin mengkaji lebih dalam filsafat pikir India dan China. Pada halaman 88 buku ini , diuraikan tentang 8 pedoman yang memperlihatkan cara-cara kita melenyapkan pelbagai macam derita manusia antara lain:
  • Pandangan yang benar
  • Keinginan yang benar
  • Kata-kata yang benar
  • Tingkah laku yang benar
  • Gaya hidup yang banar
  • Usaha yang benar
  • Berpikir yang benar
  • kontemplasi yang banar

Catatan: Pada pembahasan Cara Pikir Manusia Indonesia tampaknya buku ini cenderung pada arah pengajaran bagaimna manusia itu sadar berkewarganegaran, hal ini nampak pada pembahasannya mengedepankan Wasawan Nusantara. Dan sebagian kecil menggambarkan perjalanan sejarah bangsa. Menurut blog ini buku yang dikreasi Prof Konrad Kebung, terkait dengan cara berpikir manusia Indonesia masih dikupas sepintas, belum mendasar. Barangkali ini sebuha strategi Prof Konrad untuk menciptakan buku filsafat pikir bangsa Indonesia secara tersendiri.


Monday, April 18, 2011


Kita bersahabat tak hanya datang lalu pergi, numun tertambat di hati sanubari. membangun citra-sesama perguruan tinggi. Bina jati diri untuk meningkatkan kualitas keilmuan sebagai universitas. Lama telah dirancang, akhirnya seperti tanaman. Kini berbuah lebat, lahir titian muhibah keilmuan dalam ranah Seminar Internasional. INTERNATIONAL CONFERENCE-" FUTURE EDUCATION IN GLOBAL CHALLENGES". Tadi Senin 18 April 2011 tepat pukul 18.23 WIB, telah lahir gagasan baru, trilogi gagasan itu antara lain:

1. Membangun Journal Bersama antara UM (Universiti Malaya) dan Universitas Adibuana Surabaya

2. Rencana Membuat Buku Bersama

3. Segera di buka Program Doktoral by Research

Terkait dengan seminar Internasional tersebut, tak tanggung-tanggung untuk hadir ke Surabaya, Universiti Malaya mencarter pesawat yang khusus mengangkut rombongan tersebut. Puluhan mahasiswa program pascasarjana Universitas serta belasan profesor dari universitas Malaya hadir di Universitas Adi Buana Surabaya. Tadi malam dalam acara Jamuan Makan, dihibur pula dengan orkes keroncong yang dimainkan oleh karyawan dan para dosen Universitas Adibuana Surabaya. Sangat menyenangkan tentunya, karena disela jamuan makan malam rekan-rekan dari Universiti Malaya sempat melantunkan suaranya melalui lagu, "Bengawan Solo". Tak Ketinggalan Professor Madya Abdul Jalil ikut pula tarik suara.

Sunday, April 3, 2011

FILSAFAT ILMUN PENGETAHUAN: PROF KONRAD KEBUNG, Ph.D

Sebuah terobosan baru, lenngkap dan up tu date dalam mendalami Filsafat Ilmu Pengetahuan. Kata buku ini: "Filsafat bukan hanya suatu pandangan. Filsafat juga berfungsi sebagai ilmu". Sebagai ilmu, filsafat mendobrak gerbang-gerbang pemikiran segala sesuatu sampai se akar-akarnya. Kebenaran adalah fokus dan komitment sentral para filsuf. Semangat cinta akan kebijakansanaan (Philosophia) terus menerus melahirkan cahaya-caya filosofis baru dalam peradaban. Buku FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN ini akan membantu kita untuk memasuki, mempelajari dan mendalami ranah-ranah filsafat ilmu pengetahuan karena mengupas tuntas:
  1. Hubungan filsafat dengan ilmu dan pengetahuan
  2. Hubungan filsafat dengan kehidupan masyarakat, kebudayaan dan gerak peradaban
  3. Hubungan filsafat dengan perilaku dan tindakan manuasia(Etika)
  4. Sejarah perkembangan ilmu sejak jaman klasik sampai kontemporer
  5. Sejarah pembentukan cara berpikir manusia
DATA BUKU
JUDUL : Filsafat Ilmu Pengetahuan
PENULIS : Prof. Konrad Kebung Ph.D.
PENERBIT : Prestasi Pustaka Publisher.[]

Monday, January 10, 2011

PENGANTAR LOGIKA

Titel buku ini LOGIKA, namun dari bahasan didalam terdapat beberapa materi yang bersentuhan langsung dengan filsafat ilmu. Materi yang bersentuhan itu terkait dengan "Kerancuan Pikir" ( Fallacy). Buku ini membekali orang untuk memahami cara berpikir deduksi, yang meletakkan nalar/rasio dalam mencerna kebenaran. Khusus yang membicarakan kerancuan pikir, buku ini meletakan bahasan di halaman 59- 67. tepatnya di bab enam tentang kerancuan berpikir.
Merujuk dari pemikiran Irving M Copi (introduction to logic, 1959:51). Dalam buku itu diaungkap berbagai bentuk arguymen yang rancu, dan selajutnya dikelompokkan menjadi dua besar, yakni;
1. Formal Fallacy atau Kerancuan Formal
2. Informal Fallacy atau Kerancuan Informal.

Kerancuan Revelansi adalah kerancuan pada argumen yang premis-premisnya secara logikal tidak relevan. secara substansial ridak ada sangkut pautnya dengan kebenaran atau kesalahan dari kesimpulan yang mau ditegakkan oleh premis-premis yang diajukan.

Artinya, antara premis-premis dan kesimpulan tidak terdapat hubungan logikal. Cara penyampaian mempengaruhi aspek psikologis sehingga antara premis dan kesimpulan terdapat hubungan logikal.

Irving M. Copi mengemukakan 10 jenis Kerancuan Relevansi:

1. Konklusi Tidak Relevan/Irrelevant Conclusion/Ignoratio Elenchi
Terjadi bila 1 argumen yang seharusnya dimasukan tidak mendukung 1 kesimpulan tersebut, namun diarahkan dan digunakan untuk membenarkan 1 kesimpulan yang lain.

2. Merujuk kekuatan/Argumentum ad Baculum/Appeal to Force
Terjadi bila orang dengan mendasarkan diri pada kekuatan/ancaman penggunaan kekuatan memaksakan agar 1 kesimpulan diterima atau disetujui.

3a. Argumentum ad Hominem/Abusive
Terjadi bila suatu argumen diarahkan untuk menyerang pribadi orangnya, dengan menunjukkan kelemahan/kejelekan orang tersebut dan tidak berusaha secara rasional membuktikan bahwa apa yang dikemukakan orang yang diserang itu salah.

3b. Argumentum ad Hominem/Circumstantial
Terjadi sebuah argumen diarahkan pada pribadi orangnya dalam kaitan dengan situasi/keadaan orang itu sendiri.

4. Argumentum Ignorantiam
Terjadi bila suatu hal dinyatakan benar semata-mata karena belum dibuktikan bahwa hal tersebut salah/sebaliknya suatu dinyatakan salah karena belum dibuktikan bahwa hal itu benar.

5. Argumentum ad Misericordiam/Appeal to pity/Rasa Iba
Terjadi bila rasa kasihan digugah untuk mendorong diterimanya /disetujuinya suatu kesimpulan. Terjadi pencampuradukan perasaan dan jalan pikiran orang sehingga terdorong untuk menyetujui/tidak menyetujui sesuatu.

6. Argumen ad Populum
Terjadi bila orang berusaha mengemukakan dan memenangkan dukungan untuk suatu pendapat/pendirian dengan jalan menggugah perasaan/emosi; membangkitkan semangat berkobar-kobar pada masyarakat.

7. Argumentum ad Verecundiam
Terjadi bila usaha memperoleh kebenaran/dukungan atas suatu kesimpulan/pendapat dilakukan dengan jalan mendasarkan diri pada kewibawaan orang terkenal, namun keahlian terletak di bidang lain.

8. False Cause/Kausa Palsu
Terjadi dengan cara menyatakan adanya hubungan kausal (sebab-akibat) antara 2 hal pada hubungan kausal itu tidak ada.

9. Complex Question/Pertanyaan Majemuk
Terjadi bila diajukan 1 pertanyaan majemuk tapi kemajemukannya tidak diketahui/ dikaburkan dan untuk pertanyaan tersebut dituntut hanya 1 jawaban tunggal.

10. Begging the Question/ Petitio Principii
Mengasumsikan kebenaran dari apa yang mau dibuktikan sebagai benar dalam upaya untuk membuktikan kebenarannya. Sering penggunaan kata-kata untuk mengungkapkan argumen ini mengaburkan fakta bahwa tersembunyi dalam salah 1 dari premis-premis yang diasumsikan tercantum kesimpulan.